Rabu, 14 Juli 2010

dan inilah kisah ZahRa (Episode 1: Ketika ZahRa jatuh cinta)

Setiap orang memiliki pengalaman masing-masing yang berbeda. Dan semua kisah itu adalah sebuah bentuk proses pembelajaran dalam hidup. Baik atau buruk, semua kembali kepada pribadi masing-masing, apakah menjadikan hidupnya bermakna atau sia-sia belaka. Layaknya kisah cinta yang kebanyakan dialami para remaja ataupun orang-orang dewasa. tidak bisa dipungkiri, semua pasti pernah mengalaminya...

seperti cerita ini. Ada sebuah kisah yang unik…. Kisah yang mungkin diluar dugaan banyak orang... bahkan selintas bisa terkesan tidak berarti apa2.. tapi ketika membaca kisah ini, mungkin akan mengangguk2 dan tersenyum dan berkata.. ‘luar biasa’..


Ini adalah kisah seorang ZahRa..  

Dinginnya pagi ini, membuat seorang gadis manis itu eggan beranjak dari tempat tidurnya yang hangat.

“Ugghh..kenapa jam segini mesti bangun sichh...” ZahRa berniat meneruskan tidurnya, karena waktu masih menunjukkan pukul 03.00 WIB.

5 menit berlalu, kemudian ZahRa terperanjat, teringat sesuatu.

“Oiya…..lupaaa” ZahRa bergegas mengambil telepon genggam (hp) nya. Mencari nama, Dan mulai menuliskan pesan.

 “Asslmlkum.Wahai jiwa yang telah melewati malam dengan tertidur. Semoga kerinduanmu padaNYA di pagi ini terobati, dan membuat kekuatan pada imanmu semakin bertambah.Amin :)”


Send message…

ZahRa tersenyum setelah melihat laporan bahwa pesannya terkirim. Rasa kantuknya seketika lenyap. Dengan bersemangat ia mengambil air wudhu dan kemudian shalat Qiyamul Lail. Dan diteruskan tilawah Al-Qur’an.

Waktu menunjukkan pukul 04.00 WIB.

“duwh..ngantuk..baring dulu ah, sambil nungguin adzan subuh”.. ZahRa pun terbaring di tempat tidurnya dan akhirnya tertidur.

Terdengar suara nada dering telepon genggam ZahRa berbunyi,

“Hawa tercipta di dunia…..untuk menemani sang Adam…begitu juga dirimu..tercipta tuk temani aku…” lagu dewa yang terpotong itu terus mengalun berulang-ulang. Hingga sang pemilik hp terbangun.

“Halo, Asslmlkum…siapa ini?” ZahRa menjawab teleponnya yang mungkin menunggu diangkat.

“Aduuuh aduh….ini anak gadis masih tidur jam segini” suara wanita berbunyi di seberang sana

“ni siapa?” ZahRa yang masih terkantuk2 belum menyadari suara itu.

“Coba lihat jam sana, sekarang sudah jam 6 tau..” suara wanita itu sedikit menjadi agak berteriak

“Waaah yang benar saja. Astagfirulloh..aku belum shalat subuh.nanti telepon lagi aja ya..aku mau sholat.oiya..makasih banyak udah dibangunin”

Klik… ZahRa mematikan teleponnya tanpa menunggu jawaban dari sang penelepon.

ZahRa pun bergegas mengambil air wudhu dan shalat.

 
Beberapa saat setelah itu, telepon genggamnya berbunyi lagi…

Dilihatnya siapa yang memanggilnya ….. Cintaku… kemudian ZahRa mengangkatnya…

“Asslmlkum…hehe” ZahRa nyengir

“Udah sholat subuhnya? Gimana sih..masa anak gadis baru bangun?” ucap "Cintaku"

“hehe..tadi jam 4 tidur lagi.abisnya masih ngantuk banget tau. Oooh, tadi dirimu yang menelepon diriku?” jawab ZahRa.

“iyaaaaa..ga bilang salam.maen matiin telepon aja.dasar dirimu ini”.. Isma sahabat ZahRa itu terdengar kesal karena kelakuan Zahra yang tanpa permisi.

“aduuuuh jangan ngambek begitulah.. oiya,,,,,tadi aku sms dia lho.hehe.dengan sekuat tenaga dan keberanian gitu deh”.. ZahRa melapor pada sahabatnya itu.

“sms siapa?”Isma masih belum ngeh

“pujaan hatiku..heheheheh” terdengar nada bahagia dari suara ZahRa.

“trus..trus dia bales ga?” Isma bertanya lagi

“Engga..” jawab ZahRa

“hahahahhahaha…kasian banget dirimu” spontan Isma tertawa, mendengar jawaban sahabatnya itu.

“biarin aja, yang penting aku udah sms.yeeeey.” Zahra terdengar kesal mendengar sahabatnya mengejeknya.

“pembicaraannya diterusin nanti ya di kampus, udah mau jam 7 ni.nanti kita telat. Asslmlkum” ucap isma.

“okeeee. ‘Alaikmslmwrhmtlh” ZahRa menyetujui .

Klik.. pembicaraan pun selesai.

***

Ternyata benar saja, ZahRa kesiangan masuk kelas. Ia datang pukul 07.10 WIB. Bergegas ia masuk kelas, setelah dosen menyuruhnya masuk. Meski sebelumnya ia mendapat teguran terlebih dahulu di hadapan teman2 sekelasnya.

“aduuuuh gawat…aku maluuuu. Dia liatin aku ga yaa???” dalam hati ZahRa bergumam sendiri di iringin dengan mukanya yang hampir saja masak karena merahnya.

Langsung saja Zahra duduk di sebelah sahabat-sahabatnya. Dengan wajah yang lemas dan tidak bersemangat karena malu.

“knp kesiangan Ra?” Tanya Iren, salah satu sahabat ZahRa.

“hehe..gara2 tadi tu si Isma, pagi-pagi dah marahin aku” Zahra menunjuk Isma yang dari tadi asik menulis, entah menulis apa, yang jelas bukan menulis materi perkuliahan.

Karena namanya disebut, spontan Isma tersadar “Apaan nyebut2 nama aku?”

“Itu se…” belum juga Zahra menyelesaikan kalimatnya, tiba-tiba suasana kelas hening, karena dosen telah meneruskan menerangkan materi kuliah.

Zahra hanya nyengir tanda kecewa.

“sudah..sudah…sekarang kita belajar dulu” Iren menenangkan Zahra dan Isma.

Dosen terus saja menerangkan materi, 10 menit telah berlalu. Tetapi ZahRa masih saja memikirkan peristiwa tadi.
“Aduuuh..aku benar2 malu. Apa yang harus aku lakukan. Apalagi ada dia. Apa yang dia pikirkan nanti???..aduuh..aku malu…aku malu…” ZahRa terus saja berbicara di dalam hatinya. Tanpa sedikitpun materi kuliah yang masuk ke dalam otaknya.

Tiba-tiba pintu kelas diketuk, dan seseorang masuk ke dalam kelas. Seorang laki-laki seumurannya, mengenakan kemeja kotak-kotak biru gelap, dengan salam dan tersenyum pada dosen, memasuki ruang kelas.

Spontan saja ZahRa kaget. Dan tersenyum bahagia.

“Haaah..berarti tadi dia ga ada. Alhamdulillah…” ZahRa terus saja tersenyum.

“heh Ra..kamu kenapa? Dari tadi melamun aja..cengengesan sendiri lagi.” Iren menegur ZahRa

“apa?? Eh..ga knp2 kok” ZahRa tersenyum.

Akhirnya ZahRa pun bisa konsentrasi kembali menghadapi pelajaran hari ini.

 

Ya, entah apa yang telah terjadi pada ZahRa. Setiap apapun mengenai ‘dia’ itu membuat ZahRa jadi berubah-ubah. Kadang ia tersenyum, tertawa, menangis dan bahkan menjadi malu seperti kejadian tadi ketika ia terlambat masuk kelas.

'dia' bernamanya Hafiz, berada di kelas yang berbeda, tetapi sempat beberapa kali satu kelas dengan ZahRa, karena ada kuliah yang bersamaan. Entah kenapa perasaan ZahRa jadi berbeda ketika nama “hafiz” disebut-sebut, atau apapun itu yang berkaitan dengannya.

Dan ZahRa pun tidak bisa menjawab ketika sahabat-sahabatnya bertanya “Kenapa kamu suka si hafiz Ra?” ZahRa hanya bisa menggeleng dan tersenyum saja. Ia bukannya tidak memiliki jawaban, tetapi jawaban itu sulit diungkapkan dengan kata-kata.

Banyak hal yang berubah pada ZahRa. Ketika ditanya oleh sahabat-sahabatnya.

“Kamu kenapa Ra? Ada yang beda dari kamu sekarang?”  ketika suatu hari ia ditanya

“beda gimana?” ZahRa kebingungan.

“Ya beda aja.” Tegas sahabat2nya

“oooh…ya harus dong. Siapa dulu dong.yang membuat aku begini” ZahRa tersenyum menjawabnya.

“hmmm…pasti gara-gara si hafiz ya?” spontan sahabat-sahabatnya berseru

“hehe” ZahRa hanya nyengir member jawaban.

“huuuh dasar si ZahRa.” Isma berkomentar.

“biarin aja yeeey.” ZahRa langsung berlalu meninggalkan sahabat2nya yang dari tadi terus saja bertanya.

Ya itulah ZahRa, ada alasan mengapa ia bisa terus bertahan dengan semangatnya. Karena ZahRa adalah seorang yang periang dan tidak pernah sedikitpun terlihat murung oleh siapapun yang ada di sekitarnya. Hingga suatu hari, dimana ia benar-benar terkejut dan syok, dengan apa yang dia temui hari itu.



Episode mendatang….

-Spontan air matanya mengalir, tanpa tau kapan akan berhenti. Hari itu bagi ZahRa adalah petaka. Yang terlintas dalam fikirannya adalah, ingin pergi jauh dari kehidupan mereka.Mereka yang telah membuat nya menjadi sosok yang lemah seketika. Padahal mereka tau.

Setelah hari itu, jarang terlihat lagi senyum di wajah ZahRa. Sahabat2nya tak pernah henti menguatkan ZahRa. Tapi apalah daya. Hatinya terlanjur hancur berkeping-keping.

Tanpa tau bagaimana memulai kembali untuk bangkit. ZahRa telah menganggap dirinya sebagai mayat hidup. Dalam hati ia selalu berucap,

“Ya ALLOH, aku ingin pulang kembali padamu. Maafkan bila aku telah merasa lelah dengan apa yang telah aku buat pada hatiku.Ampuni aku.Izinkan aku menemuiMU.aku benar-benar tidak berdaya.” Dan air matanya selalu deras mengiringi do’a-do’anya.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar