Kamis, 07 Februari 2013

Alloh Maha Adil

Astagfirullohaladzim....aku menghela nafas sejenak, kemudian lagi, dan lagi.... 
teringat kembali kejadian yang kualami beberapa hari ini.... 
ada sebesit rasa kesal pastinya, amarah ini semakin membuncah ketika kejadian itu terulang lagi. 
entah aku harus bersikap seperti apa, yang jelas aku hanya bisa terdiam,. 
ingin menangis? yang pastinya iya, aku hanya menangis dalam hati saja (emmm.... bisa ya?)
kembali lagi aku termenung, memutarbalikkan otak ini dan membujuk hati agar tetap tenang. 
dai dulu aku memang bukanlah tipe orang yang meluapkan emosi/amarah dengan marah-marah, tapi hanya dengan diam, memendam atau menulis. seperti hari ini. 

hmmm...biarlah, aku tidak akan menyalahkan siapapun dan menghakimi siapapun. Yang pastinya biarlah Alloh yang memberi balasannya. Aku hanya akan berdoa' dan memohon kepada Alloh, agar dengan kejadian ini bisa menambah imanku padaNYA. 
aku mengingat-ingat, sebenarnya apa yang salah dengan diri ini. mungkin kejadian ini adalah balasan dari sikapku dihari-hari sebelumnya. Tapi, hingga kini aku belum juga menemukan jawabannya.
sebagai manusia biasa aku tak punya hak untuk membalas / menghakimi siapapun. 
walaupun hati terasa sakit dan nafas begitu sesak.....biarlah.... Ada Alloh bersamaku...insyaAlloh. 

--> mungkin rasa ini pernah terjadi beberapa tahun lalu, ya, aku pernah merasakan sperti ini sbelumya. dan beberapa hari ini aku merasakannya lagi....masyaAlloh....walau berat, aku harus melewatinya.....dengan hati yang lapang^^ 

gift thanks to Alloh and 
masih ada anak, suami, kluarga,rekan kerja, siswa/i yang sholeh sholehah, sahabat di dekatku yang selalu membuatku tersenyum....^^ thanks a lot for you all ^^

Kamis, 19 Agustus 2010

Belajar dari rasa sakit..

seseorang pernah berkata pada saya bahwa "rasa sakit yang kau dapatkan itu, akan membuat kamu kuat".

Dan luka itu harus diobati, agar tidak terus terasa sakit. Layaknya ketika tanganmu tergores oleh silet/cutter/pisau/benda tajam lainnya. Ada beberapa pilihan untuk mengobati lukamu itu, dan setiap obat juga memiliki waktu sembuh yang berbeda-beda. Salah satunya adalah menggunakan alkohol 70%. Kita semua tau, apabila luka diberi alkohol, rasanya luar biasa perih. Tapi yang perlu diketahui juga, bahwa alkohol itu bisa melindungi luka agar tidak terkena bakteri2 yang bisa menyebabkan luka menjadi lebih parah dan berakibat maaf "borok"... membersihkan luka menggunakan alkhol juga harus rutin..dan pastinya rasa perih itu akan kita rasakan setiap luka di beri alkohol. Tapi..percaya atau tidak, luka itu akan sembuh dengan cepat tanpa ada infeksi bakteri2. ^_^ ...

Berterima kasihlah pada orang2 yang pernah menyakitimu..karena merekalah kalian bisa merasakan nikmatnya menangis..menangis dihadapanNYA...mengakui segala Maha Kuasanya..Mengakui bahwa diri tak ada apa2nya tanpa KasihNYA..
Bila ada rasa tidak puas dalam hatimu..bila kau merasa bahwa semua ini tidak adil..hmm...biarlah itu menjadi urusannya dengan Rabb Yang Maha Adil.

Karena bila rasa sakit dibalas oleh rasa sakit, maka suatu hati nanti rasa sakit itu akan menghampirimu lagi..tak akan terputus...begitu seterusnya..

karena kita hidup bukan hanya memikirkan rasa sakit hati terhadap suatu makhluk atau suatu hal.. Banyak hal yang lebih penting.. Bahwa salah satu tujuan hidup kita adalah mati dengan segala keberkahanNYA dan khusnul khotimah.. Apakah tidak tergiur oleh segala macam janjiNYA??? apakah tidak menarik hatimu segala kasihNYA???

segala sesuatu menjadi sulit ketika kita lebih dahulu menilainya sulit.. tak perlu banyak menilai dan beranggapan/berprasangka...lakukan apa yang pantas dilakukan..

Tak perlu juga merasa paling benar.. "karena ketika kau merasa dirimu lebih benar dari orang lain, secara otomatis ujub itu telah merasukimu"... (SS)

Dan tak perlu merasa paling menderita/menyedihkan, karena lihatlah ke bawah, banyak yang menunggu uluran tanganmu, banyak yang lebih sakit ketika ia tak lagi bisa menikmati segalanya di tanahnya sendiri, banyak yang tidak tau entah dimana kasih orang tuanya.... banyak yang mungkin sudah 3 hari ini tidak menikmati bagaimana rasanya nikmat makan itu...dan masih banyak lagi yang patut direnungi...



ditulis dengan segala kekurangan dan kelebihan... semoga bermanfaat...



Wallohu'alambisowab...

Rabu, 04 Agustus 2010

Secondhand Serenade - Your Call

Waiting for your call, I'm sick, call I'm angry
call I'm desperate for your voice
Listening to the song we used to sing
In the car, do you remember
Butterfly, Early Summer
It's playing on repeat, Just like when we would meet
Like when we would meet

Cause I was born to tell you I love you
and I am torn to do what I have to, to make you mine
Stay with me tonight

Stripped and polished, I am new, I am fresh
I am feeling so ambitious, you and me, flesh to flesh
Cause every breath that you will take
when you are sitting next to me
will bring life into my deepest hopes, What's your fantasy?
(What's your, what's your, what's your...)

Cause I was born to tell you I love you
and I am torn to do what I have to, to make you mine
Stay with me tonight

And I'm tired of being all alone, and this solitary moment makes me want to come back home
x4
(I know everything you wanted isn't anything you have)

Cause I was born to tell you I love you
and I am torn to do what I have to, to make you mine
Stay with me tonight

Cause I was born to tell you I love you
and I am torn to do what I have to, to make you mine
Stay with me tonight
(I know everything you wanted isn't anything you have)

Selasa, 03 Agustus 2010

tiada yang salah....

Tiada yang salah....
hanya aku manusia bodoh....
yang biarkan semua
tega menari indah di atas tangisanku
ku coba bertahan sekuat hati....
layaknya karang yang dihempaskan ombak....

Minggu, 25 Juli 2010

"dan inilah kisah ZahRa" Episode 2: Nelangsa Vs Senyuman

Assalamu’alaikum..” suara seseorang yang sangat ZahRa kenal.
Spontan saja ZahRa kaget. Mendadak jantungnya berdegup kencang. Tangannya terasa dingin. Seakan darah mengalir ke atas kepalanya
Wa…wa…wa’alaikumsalamwrhmtullah” ZahRa menjawab salam yang diucapkan Hafiz.
Hafiz tersenyum “ZahRa, yang lain ke mana? Biasanya kalian kemana-mana bertiga.”
Lama ZahRa tertunduk dengan sejuta pikiran “waduh..kenapa aku jadi ga bisa ngomong ya…duuuuuwh pasti ketahuan deh tingkah anehku ini” ZahRa terus bergumam dalam hatinya. Tak dihiraukannya Hafiz yang sedari tadi menunggu jawabannya.
“Eh ada Hafiz….” Terdengar suara Isma memecah kegalauan aku dalam pikiranku.
“Eh ada Isma…” Hafiz tersenyum ketika Isma datang.
“Aku ke kantin dulu ya..haus ni.” Aku langsung pergi meninggalkan Isma dan Hafiz
“Eh, mau ke mana Ra?” Iren yang baru datang menarik tanganku, mengetahui gelagat anehku.
“beli minuuuuuuum” ZahRa berlari sambil berteriak meninggalkan sahabat-sahabatnya dan Hafiz
“Mulai lagi deh tu anak. Tingkah anehnya kambuh.” Isma menyadari sikap ZahRa yang tiba-tiba aneh.

“Huuuuufff...kenapaaaa? selalu saja begini?? Kenapa aku tiba-tiba jadi patung kalau ada dia? Kenapa harus begini teruuus siiiiih??” ZahRa memarahi dirinya sendiri, sambil memegang kepalanya.  

Ternyata Hafiz telah pergi ketika ZahRa kembali. “Lho, si Hafiz kemana?” ZahRa agak kecewa.
“Ah..kamu ini. Setelah orangnya ga ada, baru nanyain. Pas tadi orangnya jelas-jelas ada di sini, malah kabur. Huuuuuh dasar!!” Isma menepuk pundakku dengan geram.
“hehehehe” ZahRa hanya bisa nyengir.
***
Sore hari yang cerah, awan tampak sangat biru. Tidak biasanya secerah ini. Karena sudah beberapa hari ini, hujan selalu turun dengan derasnya. Dan biasanya jam segini ZahRa dan kedua sahabatnya itu asik berselimut, karena dinginnya ketika hujan.
Tiba-tiba tanpa sengaja terlintas dalam pikiran ZahRa untuk berjalan-jalan sore ke sekitar kampusnya. Kedua sahabat ZahRa sedang tidak ada. Isma sedang mengikuti pelatihan untuk menjadi penyiar radio. Sedangkan Iren pulang ke rumahnya.
ZahRa tersenyum-senyum sendiri mengingat kejadian siang tadi. Ketika ia sedang berkunjung ke kontrakan teman-teman sekelasnya. Ada beberapa teman sekelas ZahRa yang tinggal satu kontrakan. Sekitar 5 orang. Tidak jauh dari kontrakan ZahRa.

Setelah pulang berkunjung tiba-tiba ada yang menyapanya “eh ada ZahRa”..
ZahRa terkaget mendengarnya. Lagi-lagi jantungnya tiba-tiba berdegub kencang, tangannya dingin dan kepalanya panas, seakan darah mengalir semua ke atas kepalanya.
“Eh….. Ha…Hafiz” ZahRa tersenyum dan langsung berlalu.
ZahRa tidak melihat ada lubang di depannya, tanpa kompromi, kaki sebelah kanannya masuk ke dalam lubang yang terisi penuh oleh air hujan.
“Aaaaaaaaaaaaw” ZahRa pun menjerit terkejut.
Karena yakin bahwa Hafiz ada di belakangnya, ZahRa langsung bangun dan pergi dengan kaki terpincang-pincang.
Aduuuuuh...kenapa syndrome ini datang??? Lagi-lagi ketika dia ada dihadapanku….mamaaaaaa tolonglah anakmu iniiii” ZahRa berteriak dalam hatinya.

“hehe” ZahRa nyengir mengingat kejadian itu.
Setelah sampai di kampusnya, ZahRa duduk di halaman kampus yang lumayan teduh oleh pohon-pohon yang memiliki daun berbentuk hati.
Tiba-tiba ZahRa tercengang melihat apa yang ada di hadapannya. Dalam jarak yang beberapa meter.
Haaaaaah…aku ga salah liat kaaan? Itu bukan dia kan? Lho? Kenapa? Kenapa mereka? Kenapa mereka berdua saja di sana?” ZahRa memastikan matanya tidak salah lihat. 
Spontan air matanya mengalir, tanpa tau kapan akan berhenti. Hari itu bagi ZahRa adalah petaka. Yang terlintas dalam fikirannya adalah, ingin pergi jauh dari kehidupan mereka.Mereka yang telah membuat nya menjadi sosok yang lemah seketika itu.
ZahRa pun berbalik, berlari, entah kemana. Tanpa arah. Hari semakin larut. ZahRa terus saja berlari, sesekali menghapus airmatanya.
ZahRa menangis sejadi-jadinya. Masih jelas terlihat apa yang ada dihadapannya tadi. Hafiz sedang berbicara berdua saja dengan seorang perempuan, dengan raut wajah serius. Seolah meyakinkan perempuan itu.
ZahRa pun duduk, ia menutup mata dengan kedua tangannya, tanpa disadarinya, ia telah berada di komplek perumahan yang sepi, beberapa meter dari kampusnya. Hari sudah gelap, hanya ada lampu jalan yang redup. Ia teringat bahwa ia belum menunaikan shalat magrib. Akhirnya ia menemukan mesjid “Masjid Al Ukhuwah”, tidak jauh dari gerbang komplek perumahan elit itu.
Sujud ZahRa pada shalat magribnya cukup lama. Ia tumpahkan airmata dan permohonan ampunnya. Ia benar-benar sedang tidak bisa berfikir dengan jernih. Hanya penyesalan yang ada di dalam dirinya. Penyesalan atas perasaannya, atas waktu yang sia-sia, yang dilakukan oleh hatinya.  ZahRa sungguh merasa sangat kecewa terhadap dirinya sendiri. 
ZahRa mengirim pesan pada kedua sahabatnya
Teman, maaf bila salahku ini begitu banyak pada kalian. Mungkin ALLOH telah memberikan peringatan padaku. Aku terlalu banyak mengecewakanNYA. Dan telah aku putuskan, mulai detik ini, setelah aku mengirim pesan ini, aku putuskan bahwa AKU MENYERAH”
Pesan pun terkirim kepada Isma dan Iren.

Beberapa saat kemudian, masuk 2 pesan ke hp ZahRa.
Dibukanya pesan itu, ternyata dari Isma dan Iren.
Jawaban Iren dan Isma sama persis, karena mereka berkompromi dulu sebelum membalas pesan ZahRa
aku juga mohon maaf Ra. Btw, menyerah atas apa ya Ra?”
ZahRa pun membalas pesan kedua sahabatnya itu
atas Hafiz”
Tidak beberapa lama kemudian masuk 1 pesan ke hp ZahRa.
kamu ini belum berjuang Ra. Atas dasar apa kamu tiba-tiba bilang mau MENYERAH? Ga masuk akal!!” Isma menjawab sedikit geram.
Isma langsung mematikan hpnya. Ia sedang ingin berdua saja dengan Penciptanya…dengan yang Maha Penuh Kasih..
Setelah hari itu, jarang terlihat lagi senyum di wajah ZahRa. Sahabat2nya tak pernah henti menguatkan ZahRa. Tapi apalah daya. Hatinya terlanjur hancur berkeping-keping.

Tanpa tau bagaimana memulai kembali untuk bangkit. ZahRa telah menganggap dirinya sebagai mayat hidup. Dalam hati ia selalu berucap,

Ya ALLOH, aku ingin pulang kembali padamu. Maafkan bila aku telah merasa lelah dengan apa yang telah aku buat pada hatiku.Ampuni aku.Izinkan aku menemuiMU.aku benar-benar tidak berdaya.” Dan air matanya selalu deras mengiringi do’a-do’anya.

(Bersambung)
Cerita selanjutnya:
“Ra, kemana aja. Udah seminggu ini kamu ga masuk kuliah” Isma yang duduk di samping ZahRa menatap sahabatnya itu dengan penuh kasih.
“Jangan bilang gara-gara si Hafiz” Iren duduk di hadapan ZahRa, memastikan ZahRa menjawab pertanyaannya.
Dan ZahRa pun lagi-lagi hanya bisa tersenyum.
Entahlah ketika ZahRa mendengar nama “Hafiz” disebut-sebut, seolah menjadi bom atom dalam hatinya.
Dalam hati ZahRa telah menjawab “Jangan pernah sebut nama itu lagi di depanku. Aku baik-baik saja. Aku hanya ingin menghilang dari sini. Menghilang dari Hafiz dan wanita yang bersamanya saat itu.” Mata ZahRa pun berkaca-kaca, ia pun menangis sejadinya.
Kedua sahabatnya itu semakin tidk mengerti.
“Aaaaaargh...aku lelah Ren...aku lelah….aku lelaaaaaaaaaaaaah” ZahRa memeluk Iren. Dan seketika Isma pun memeluk ZahRa dan Iren.
“ada apa Ra? Cerita ke kita. Mudah-mudahan bisa melegakan hati dan meringankan beban mu” Isma terisak berkata pada sahabatnya itu.
“Iya, tapi tidak sekarang. Karena lelahku masih sangat terasa.” ZahRa masih menangis. Namun ia merasa sedikit nyaman atas kasih sayang kedua sahabatnya itu.
“Oiya, aku punya sedikit cerita tentang Hafiz. Aku rasa kamu harus tau” Isma meneruskan kalimatnya
Air mata ZahRa spontan mengalir semakin deras mendengarnya. Ia berlagak tidak mendengar apa yang diucapkan Isma padanya.
cerpen remaja
by: iZZar_fdz

Rabu, 14 Juli 2010

dan inilah kisah ZahRa (Episode 1: Ketika ZahRa jatuh cinta)

Setiap orang memiliki pengalaman masing-masing yang berbeda. Dan semua kisah itu adalah sebuah bentuk proses pembelajaran dalam hidup. Baik atau buruk, semua kembali kepada pribadi masing-masing, apakah menjadikan hidupnya bermakna atau sia-sia belaka. Layaknya kisah cinta yang kebanyakan dialami para remaja ataupun orang-orang dewasa. tidak bisa dipungkiri, semua pasti pernah mengalaminya...

seperti cerita ini. Ada sebuah kisah yang unik…. Kisah yang mungkin diluar dugaan banyak orang... bahkan selintas bisa terkesan tidak berarti apa2.. tapi ketika membaca kisah ini, mungkin akan mengangguk2 dan tersenyum dan berkata.. ‘luar biasa’..


Ini adalah kisah seorang ZahRa..  

Dinginnya pagi ini, membuat seorang gadis manis itu eggan beranjak dari tempat tidurnya yang hangat.

“Ugghh..kenapa jam segini mesti bangun sichh...” ZahRa berniat meneruskan tidurnya, karena waktu masih menunjukkan pukul 03.00 WIB.

5 menit berlalu, kemudian ZahRa terperanjat, teringat sesuatu.

“Oiya…..lupaaa” ZahRa bergegas mengambil telepon genggam (hp) nya. Mencari nama, Dan mulai menuliskan pesan.

 “Asslmlkum.Wahai jiwa yang telah melewati malam dengan tertidur. Semoga kerinduanmu padaNYA di pagi ini terobati, dan membuat kekuatan pada imanmu semakin bertambah.Amin :)”


Send message…

ZahRa tersenyum setelah melihat laporan bahwa pesannya terkirim. Rasa kantuknya seketika lenyap. Dengan bersemangat ia mengambil air wudhu dan kemudian shalat Qiyamul Lail. Dan diteruskan tilawah Al-Qur’an.

Waktu menunjukkan pukul 04.00 WIB.

“duwh..ngantuk..baring dulu ah, sambil nungguin adzan subuh”.. ZahRa pun terbaring di tempat tidurnya dan akhirnya tertidur.

Terdengar suara nada dering telepon genggam ZahRa berbunyi,

“Hawa tercipta di dunia…..untuk menemani sang Adam…begitu juga dirimu..tercipta tuk temani aku…” lagu dewa yang terpotong itu terus mengalun berulang-ulang. Hingga sang pemilik hp terbangun.

“Halo, Asslmlkum…siapa ini?” ZahRa menjawab teleponnya yang mungkin menunggu diangkat.

“Aduuuh aduh….ini anak gadis masih tidur jam segini” suara wanita berbunyi di seberang sana

“ni siapa?” ZahRa yang masih terkantuk2 belum menyadari suara itu.

“Coba lihat jam sana, sekarang sudah jam 6 tau..” suara wanita itu sedikit menjadi agak berteriak

“Waaah yang benar saja. Astagfirulloh..aku belum shalat subuh.nanti telepon lagi aja ya..aku mau sholat.oiya..makasih banyak udah dibangunin”

Klik… ZahRa mematikan teleponnya tanpa menunggu jawaban dari sang penelepon.

ZahRa pun bergegas mengambil air wudhu dan shalat.

 
Beberapa saat setelah itu, telepon genggamnya berbunyi lagi…

Dilihatnya siapa yang memanggilnya ….. Cintaku… kemudian ZahRa mengangkatnya…

“Asslmlkum…hehe” ZahRa nyengir

“Udah sholat subuhnya? Gimana sih..masa anak gadis baru bangun?” ucap "Cintaku"

“hehe..tadi jam 4 tidur lagi.abisnya masih ngantuk banget tau. Oooh, tadi dirimu yang menelepon diriku?” jawab ZahRa.

“iyaaaaa..ga bilang salam.maen matiin telepon aja.dasar dirimu ini”.. Isma sahabat ZahRa itu terdengar kesal karena kelakuan Zahra yang tanpa permisi.

“aduuuuh jangan ngambek begitulah.. oiya,,,,,tadi aku sms dia lho.hehe.dengan sekuat tenaga dan keberanian gitu deh”.. ZahRa melapor pada sahabatnya itu.

“sms siapa?”Isma masih belum ngeh

“pujaan hatiku..heheheheh” terdengar nada bahagia dari suara ZahRa.

“trus..trus dia bales ga?” Isma bertanya lagi

“Engga..” jawab ZahRa

“hahahahhahaha…kasian banget dirimu” spontan Isma tertawa, mendengar jawaban sahabatnya itu.

“biarin aja, yang penting aku udah sms.yeeeey.” Zahra terdengar kesal mendengar sahabatnya mengejeknya.

“pembicaraannya diterusin nanti ya di kampus, udah mau jam 7 ni.nanti kita telat. Asslmlkum” ucap isma.

“okeeee. ‘Alaikmslmwrhmtlh” ZahRa menyetujui .

Klik.. pembicaraan pun selesai.

***

Ternyata benar saja, ZahRa kesiangan masuk kelas. Ia datang pukul 07.10 WIB. Bergegas ia masuk kelas, setelah dosen menyuruhnya masuk. Meski sebelumnya ia mendapat teguran terlebih dahulu di hadapan teman2 sekelasnya.

“aduuuuh gawat…aku maluuuu. Dia liatin aku ga yaa???” dalam hati ZahRa bergumam sendiri di iringin dengan mukanya yang hampir saja masak karena merahnya.

Langsung saja Zahra duduk di sebelah sahabat-sahabatnya. Dengan wajah yang lemas dan tidak bersemangat karena malu.

“knp kesiangan Ra?” Tanya Iren, salah satu sahabat ZahRa.

“hehe..gara2 tadi tu si Isma, pagi-pagi dah marahin aku” Zahra menunjuk Isma yang dari tadi asik menulis, entah menulis apa, yang jelas bukan menulis materi perkuliahan.

Karena namanya disebut, spontan Isma tersadar “Apaan nyebut2 nama aku?”

“Itu se…” belum juga Zahra menyelesaikan kalimatnya, tiba-tiba suasana kelas hening, karena dosen telah meneruskan menerangkan materi kuliah.

Zahra hanya nyengir tanda kecewa.

“sudah..sudah…sekarang kita belajar dulu” Iren menenangkan Zahra dan Isma.

Dosen terus saja menerangkan materi, 10 menit telah berlalu. Tetapi ZahRa masih saja memikirkan peristiwa tadi.
“Aduuuh..aku benar2 malu. Apa yang harus aku lakukan. Apalagi ada dia. Apa yang dia pikirkan nanti???..aduuh..aku malu…aku malu…” ZahRa terus saja berbicara di dalam hatinya. Tanpa sedikitpun materi kuliah yang masuk ke dalam otaknya.

Tiba-tiba pintu kelas diketuk, dan seseorang masuk ke dalam kelas. Seorang laki-laki seumurannya, mengenakan kemeja kotak-kotak biru gelap, dengan salam dan tersenyum pada dosen, memasuki ruang kelas.

Spontan saja ZahRa kaget. Dan tersenyum bahagia.

“Haaah..berarti tadi dia ga ada. Alhamdulillah…” ZahRa terus saja tersenyum.

“heh Ra..kamu kenapa? Dari tadi melamun aja..cengengesan sendiri lagi.” Iren menegur ZahRa

“apa?? Eh..ga knp2 kok” ZahRa tersenyum.

Akhirnya ZahRa pun bisa konsentrasi kembali menghadapi pelajaran hari ini.

 

Ya, entah apa yang telah terjadi pada ZahRa. Setiap apapun mengenai ‘dia’ itu membuat ZahRa jadi berubah-ubah. Kadang ia tersenyum, tertawa, menangis dan bahkan menjadi malu seperti kejadian tadi ketika ia terlambat masuk kelas.

'dia' bernamanya Hafiz, berada di kelas yang berbeda, tetapi sempat beberapa kali satu kelas dengan ZahRa, karena ada kuliah yang bersamaan. Entah kenapa perasaan ZahRa jadi berbeda ketika nama “hafiz” disebut-sebut, atau apapun itu yang berkaitan dengannya.

Dan ZahRa pun tidak bisa menjawab ketika sahabat-sahabatnya bertanya “Kenapa kamu suka si hafiz Ra?” ZahRa hanya bisa menggeleng dan tersenyum saja. Ia bukannya tidak memiliki jawaban, tetapi jawaban itu sulit diungkapkan dengan kata-kata.

Banyak hal yang berubah pada ZahRa. Ketika ditanya oleh sahabat-sahabatnya.

“Kamu kenapa Ra? Ada yang beda dari kamu sekarang?”  ketika suatu hari ia ditanya

“beda gimana?” ZahRa kebingungan.

“Ya beda aja.” Tegas sahabat2nya

“oooh…ya harus dong. Siapa dulu dong.yang membuat aku begini” ZahRa tersenyum menjawabnya.

“hmmm…pasti gara-gara si hafiz ya?” spontan sahabat-sahabatnya berseru

“hehe” ZahRa hanya nyengir member jawaban.

“huuuh dasar si ZahRa.” Isma berkomentar.

“biarin aja yeeey.” ZahRa langsung berlalu meninggalkan sahabat2nya yang dari tadi terus saja bertanya.

Ya itulah ZahRa, ada alasan mengapa ia bisa terus bertahan dengan semangatnya. Karena ZahRa adalah seorang yang periang dan tidak pernah sedikitpun terlihat murung oleh siapapun yang ada di sekitarnya. Hingga suatu hari, dimana ia benar-benar terkejut dan syok, dengan apa yang dia temui hari itu.



Episode mendatang….

-Spontan air matanya mengalir, tanpa tau kapan akan berhenti. Hari itu bagi ZahRa adalah petaka. Yang terlintas dalam fikirannya adalah, ingin pergi jauh dari kehidupan mereka.Mereka yang telah membuat nya menjadi sosok yang lemah seketika. Padahal mereka tau.

Setelah hari itu, jarang terlihat lagi senyum di wajah ZahRa. Sahabat2nya tak pernah henti menguatkan ZahRa. Tapi apalah daya. Hatinya terlanjur hancur berkeping-keping.

Tanpa tau bagaimana memulai kembali untuk bangkit. ZahRa telah menganggap dirinya sebagai mayat hidup. Dalam hati ia selalu berucap,

“Ya ALLOH, aku ingin pulang kembali padamu. Maafkan bila aku telah merasa lelah dengan apa yang telah aku buat pada hatiku.Ampuni aku.Izinkan aku menemuiMU.aku benar-benar tidak berdaya.” Dan air matanya selalu deras mengiringi do’a-do’anya.


Rabu, 23 Juni 2010

Sore iniii...

Bismillh...
Sore yang cerah...aku sedang berada diantara beberapa manusia yang fokus di depan layar masing-masing...
hmmh... Sore ini tampak cerah...aku bisa melihatnya dari balik jendela tak  jauh dmna aku duduk.
Nikmat mana lgi yang akan didustkan???
Subhanalloh Alhamdulillah Laailaahaillalloh Allohuakbar!!!...

Hari ini..
Aku ingin tersenyum bersamammu..
Biarkan aku pejamkan mata ini dan rasakan kehangatan cinta itu..
Menghadirkan segala keajaiban yang tak kita duga sebelumnya..
Bersama lantunan melodi sore ini...
Hari ini..
Saat kudengar bisikan rindu di hati
...
hmmmh...
Aku hanya ingin terus tersenyum...bersamamu..
bersama sejuta kekuatan dan keajaiban....
yang hanya kita saja yang memilikinya ...